Skip to main content

ANALISIS PUISI KARYA AMIR HAMZAH DENGAN PENDEKATAN EKSPRESIF

 

A.  Deskripsi dan Hasil Penelitian

 

 

Didalam hail penelitian tersebut terdapat deskripsi data penelitian. Data penelitian merupakan uraian penyaji data dalam penelitian berdasarkan data yang ditemukan data yang akan diuraikan dan dianalisis berupa puisi. Penelitian ini mengulas mengenai metode puisi (unsur ragawi/bentuk) dan hakikat puisi (unsur jiwani/isi) dalam piusi Berdiri Aku” karya Amir Hamzah.

 

Adapun hasil penelitian yang ditemukan ialah metode puisi (diksi, kata kongkret, majas atau gaya bahasa, citraan, verifikasi, tifograf) dan hakikat puisi

(tema, fellinng atau rasa, ton atau nada, dan amanat).

 Analisi Struktur Ragawi atau Bentuk

 

1.   Diksi

 

 

Dalam puisi Amir Hamzah dia selalu membuat pilihan kata yang penuh konotasi. Selain itu Amir Hamzah sering menggunakan kata-kata yang arkaik, sehingga pembaca akan merasa bernostalgia dengan kata-kata yang ditulisnya. Kata-kata seperti, senyap, menguirai, mengempas, berayun-ayun dan sayap tergulung identik dengan kesunyian. Kata-kata tersebut membentuk makna kesendirian yang ingin digambarkan pengarang.

 

Kata maha sempurna dalam akhir bait juga merupakan arti konotasi dari Tuhan  yang  maha  sempurna.  Kata  mengecap”  memilikarti  yang  ingin dirasakan. Permainan kata-kata yang digunakan yang ditulis memang sebuah misteri untuk menyembunyikan ide pengarang.

 

Kemisteriusan ini ditambah dengan pilihan kata arkaik seperti, marak” dan leka”. marak” itu berarti cahaya sedangkan leka berarti lengah atau lalai. Walaupun kata-kata itu sudah tidak digunakan lagi dalam percakapan sehari-hari,


 

 

 

 

 

 

 

mungkin saja kata-kata tersebut masih ada dalam percakapan sehari-hari sewaktu Amir menulis sajaknya. Selain itu dia juga menulis kata-kata yang merupakan bahasa daerah yakni ”alas yang berasal dari Jawa yang berarti hutan. Meskipun kata-kata yang digunakan Amir ini tidak dikenali lagi, bagi Amir kata-kata itu seperti sangat puitis dan representative untuk menyampaikan gagasannya.

 

Diksi dari puisi Berdiri Aku:

 

 

1)  Senyap            : tidak ada suara sendikitpun, sepi, atau sunyi.

 

2)  Mengurai        : lepas tidak terikat.

 

3)  Menghempas  : membanting, mencampakkan, atau menjatuhkan.

 

4)  Berayun-ayun : terombang ambil.

 

5)  Sayap              : yang digunakan untuk terbang.

 

6)  Maha sempurna          : sempurna

 

7)  Mengecap       : menganggap sebagian atau menyatakan bahwa.

 

8)  Marak             : terang atau mencolok.

 

9)  Leka                : karena tertarik hatinya pada sesuatu.

 

10) Alas                : hutan.

 

2.   Kata nyata (concrete word)

 

 

Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya.

 

Kata nyata yang digunakan oleh penyair didalam sajak ini cukup mudah dipahami oleh para pembacanya, namun ada beberapa kata dalam tiap larik yang


 

 

 

 

 

 

 

mungki ole sebagia pembac kuran dipahami   da dimengert yang digolongkan pada blank word (kata tanpa makna).

 

Perhatikan larik dibawah ini!

 

 

Camar melayang menepis buih

 

 

Camar yang terbang dan menyambar buih yang tidak akan dapat apa-apa karena buih benda cair sehingga tidak mungkin dapat disambar.

 

Artinya  penyair  menggambarkan  ketidak  mampuan  si  penyair  untuk  meraih sesuatu yang di inginkannya.

 

Elang leka sayap tergulung

 

 

Orang yang tidak mampu atau bisa mengubah nasib

 

 

Artinya sipenyair disini memiliki rasa frustasi tidak mampu mengubah nasib atau takdir yang harus dijalaninnya.

 

Angin pulang menyejuk bumi Sipenyair ingin pergi dari kesepiannya. Dimabuk warna berarak-arak

Sipenyair sedang digoda oleh keindahan alam yang tersaji dihadapannya.

 

 

Kata-kata  yang  digaris  bawahi  menimbulkan  pembayangan  pada  yang dimaksudkan, oleh karena itu kata-kata tersebut dimasukan sebagian word.


 

 

 

 

 

 

 

3.   Majas atau Gaya Bahasa

 

 

Seperti halnya puisi lama pemilihan bahasa kiasan memang sangat diperlukan untuk memperindah kata-katanya sehingga makna yang diberikan bias lebih  kaya damendalam.  Dalam puisBerdirAku”  yang  menonjol adalah adanya personifikasi seperti:

 

melayah bakau mengurai puncak Angin pulang menyejuk bumi Menepuk teluk menghemps emas Lari ke gunung memuncak sunyi Berayun-ayun diatas alas

Naik marak menyerak corak

 

 

Dalam puisi tersebut Amir Hamzah menghidupkan ombak dan angin yang bertujuaingin  menambah kesunyian dan kesendirian penyair.  Seperti halnya dengan mengagumi ombak yang menerpa pohon-pohon bakau serta desir angin yang mengempakkan semuanya terlihat kalau penyair benar-benar merasa sepi dan hanya mampu melihat pemandangan sekitarnya saja.

 

Selain personifikasi yang dominan ada juga gaya metafora yang terlihat dari kalimat benang raja mencelup ujung dan dalam rupa maha sempurna. Penyair membandingkaapa  yang  dilihat  dadialami  dengan  katabenang  raja dan maha sempurna”.


 

 

 

 

 

 

 

Hiperbola  juga  Nampak  dalam  kalimat  Rindu-sedu”  mengharu  kalbu yang menggambarkan kesedihan dan rindu yang benar-benar mendalam. Gaya bahasa yang digunakan membuat makna puisi itu lebih mendalam dan lebih padat.

 

4.   Citraan

 

 

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya. Pencitraan adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau mengkonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair.

 

Sajak Berdiri Aku ini menimbulkan imaji penglihatan visualimagery, seolah-olah kita melihat suasana pantai yang indah. Imaji visual menampilkan kata-kat yan menyebabka apa   yan digambarkan   penyai lebi jelas. Keindahan terlihat dari :

 

Camar melayang menepis buih Melayah bakau mengurai puncak Berjulang datang ubur terkembang Benang raja mencelup ujung

Elang leka sayap tergulung

 

 

Dari kalimat tersebut kita disuruh melihat keindahan pantai pada sore hari yang digambarkan pengarang lewat kata-katanya. Dengan bermainnya khayal visual kita, kita akan mampu membayangkan keindahan pantai pada waktu sore yang sunyi sehingga kesediahan akan semakin terasa mencekam.


 

 

 

 

 

 

 

Angin pulang menyejuk bumi Menepuk teluk mengempas emas Lari ke gunung memuncak sunyi Berayun-ayun diatas alas

Dalam kalimat pertama imaji kita akan merasakan kesejukan dengan kata- kata tersebut tetapi satyang angin itulah yang menghempaskan harapan dan membawa lari sehingga yang terasa hanyalah sunyi yang semakin dalam.

 

Dengan berbagai citraan yang mampu ditampilkan penyair ini pembaca akan ikut merasakan apa yang ditulis oleh penyair dengan inderanya sendiri.

 

5.   Verifikasi

 

 

Verifikasi (irama) berhungungan dengan penggalan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi irama merupakan penggalan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang oyang menciptakan keindahan. Irama yang dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau penjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang kaya memperindah puisi.

 

Unsur verifikasi didalam sajak Berdiri Aku” terdapat irama berselang, perhatikan larik dibawah ini!

 

Angin pulang menyeduk bumi

 

 

Menepuk teluk mengempas emas


 

 

 

 

 

 

 

Lari ke gunung memuncak sunyi

 

 

Berayun-ayun diatas alas Benang raja mencelup ujung Naik marak mengerak corak Elang leka dayap tergulung Dimabuk warnaa berarak-arak

 

 

 

 

Dalam rupa maha sempurna Rindu sendu mengharu kalbu Ingin datang merasa sentosa Mengecap hidupbertentu tuju

Irama yang terdapat dalam sajak ini menyebabkan suatu pergantian bunyi pendek, lembut dan rendah karena kesunyian suasana kesunyian yang ituliskan penyair tak mungkimemberi irama yang tinggi dan cepat tetapi irama yang rendah atau lambat.

 

6.   Tipograf / Tata Wajah

 

 

Dalam puisi mutakhir, banyak ditulis puisi yang mementingkan tata wajah, bahkan penyair berusaha menciptakan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk gambar yang mewakili maksud tertentu.


 

 

 

 

 

 

 

Peranan Tifografi dalam sajak, selain untuk menampilkan aspek artistic visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu.Selain itu, Tifografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan.Satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan pada penyairnya.Tifografdalasajak  ini  penyair  memanfaatkan  margin  halaman kertas dan dalam penulisan sajak ini.Penyair begitu memperhatikan EYD.

 

Analisi unsur Hakikat Puisi (Unsur Jiwani/Isi).

 

 

1.   Tema atau Sense

 

 

Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Pembaca sedikit banyak harus mengetahui latar belakang penyair. Agar tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut.

 

Didalam  setiap  sajak  yang  dihasilkan  oleh  para  sastrawaatau  para penyair tentunya memiliki tema tertentu. Didalam sajak Berdiri Aku” ini, kita bisa mengetahui tema yang terkandung dalam sajak itu tema ini dibagi menjadi dua macam :

 

1.   Tema Umum

 

 

Tema umum dari sajak ini adalah kesedihan

 

 

2.   Tema Khusus

 

 

Sajak Berdiri Aku ini merupakan ekspresi kesedihan yang ditampilkan penyair  dengan  suasana  sunyi.  Kesedihan  ini  tidak  lain  dikarenakan  oleh


 

 

 

 

 

 

 

perpisahannya dengankekasihnya dan dia harus pulang ke Medan dan menikah dengan  putri  pamannya.  Perasan  sedih  yang  sangat  mendalam  digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai disore hari. Dengan demikian penyair hanya mampu melihat keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan harapan telah hilang.

 

Kesedihan yang mendalam ini juga wujud perasaan galau penyair yang digambarkan dengan perasaannya yang dipermainkan ombak dan angin.Sehingga hanya merenungi hiduplah yang mampu dilakukannya.Sebagian orang yang memiliki agama yang kuat dalam setian akhirnya dia hanya bisa menyerahkan semua yang dia alami ini kepada Tuhan. Dengan merenungi hidupnya selama ini Amir berusaha untuk mengembalikan kepada Tuhan yang memberikan kepastian dalam hidupnya.Seperti yang tergambar dalam Rindu Sendu Mengharu Kalbu / Ingin Datang Merasa Sentosa / Menyerap Hidup Tertentu Tuju.

 

Dalam sajaini tergambar suasana pesimis penyair dalam menghadapi segala permasalahan hidupnya. Suasana pesimis ini menjadikannya menjadi melankolis.Karena  darkesedihannya  dalam  memikirkan  nasib  hidup  yang baginya sudah benar benar hancur.

 

2.   Feeling atau Rasa

 

 

Puisi mengungkapkan perasaan penyair. Nada atau perasaan penyair akan dapat  kita  tangkap  kalau  puisitu  dibaca  keras  dalapoetry  reading  atau deklamasi puisi. Membaca puisi dengan suara keras akan lebih membantu kita menemukan perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi tersebut.


 

 

 

 

 

 

 

Perasaayang  menjiwai puisi bisa perasaan gembira,  sedih,  terharu, terasing, tersinggung, patah hati, sombong, tercekam, cemburu, kesepian, takut, dan menyesal.

 

Dala saja berdiri   aku   tergamba sika pesimi penyai dalam mengadapi permasalahan hidupnya, sikap pesimis ini mejadikannya melankolis.

 

3.   Ton atau Nada

 

 

Nada  mengungkapkasikapenyair  terhadapembaca.  Dari sikap  itu tercipta suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius, sungguh-sungguh, patriotic, belas kasih, takut, mencekam, santai, masa bodoh, pesimis, humor, mencemooh, kharismatik, filosofis, khusuk, dan sebagainya.

 

Sajak ini mengajak kepada para pembaca untuk menjadikan hidupnya dengan penuh rasa optimis karena kandungan sajak ini sipenyair menggambarkan suatu sifat yang pesimis dalam menjalani hidupnya.

 

4.   Amanat / Maksud / Pesan ( intention )

 

 

Amanat  pesan atau nasehamerupakan kesan yang ditangkap pembaca setelamembaca puisi.  Amanat  dirumuskan sendiri oleh pembaca.  Sikap  dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada amanat puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan bredasarkan cara pandang pembaca , amanat tidak lepas dari tema dan puisi yang dikemukakan penyair.


 

 

 

 

 

 

 

Setiap sajak memiliki sebuah pesan atau amanat dari sang penyair kepada yang membacanya. Begitupun sajak ini Amir Hamzah ingin menyampaikan ide dan pemikiranya untuk yang membacanya supaya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan karena hanya dialah yang mampu memberi kepastian dalam kehidupan di dunia ini.

 

C.  Diskusi Hasil Penelitian

 

 

Dari temuan diatas dapatlah diketahui bahwa bagaimana proses krestifitas pengarandalamenciptakan karya-karyanya khususnya puisBerdirAku” karya Amir Hamzah tersebut. Dalam puisi tersebut terdapat kata-kata yang menggambarkan bagaimana proses kreafivitas pengarang dalam menciptakan karyanya. Penggunaan kata-kata yang terdapat dalam puisi tersebut menggunakan bahasa yang arkaik sehingga pembaca akan merasa bernostalgia dengan kata-kata yang ditulisnya, selain itu pengrang juga sangat menggambarkan kesedihan serta suasana sunyi dalam puisi tersebut, rasa pesimis yang membuat pengarang terlihat melankonis ( menjadi sangat berhati lembut)

 

D.  Keterbatasan Masalah

 

 

Saat melakukan penelitian ini tentunya peneliti masih mengalami keterbatasan dalam berbagai hal. Keterbatasan ini yang berasal dari penelitian sendiri yaitu keterbatasab dalam ilmu pengetahuan, kemampuan moril, atau materiayang  dihadapi peneliti.  Keterbatasan  ilmu  pengetahuan  yang  peneliti hadapi saamulai menggarap proposal hingga skripsi saamencari buku-buku yang menjadi penunjang penelitian merangkai kata demi kata sehingga menjadi


 

 

 

 

 

 

kaliamat yang sesuai. Walaupun keterbatasan yang didapat tetapi peneliti tetap menyelesaikan karya ilmia ini.

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Bahasa Makassar AMMAKKU , SINGARA ATINGKU

AMMAKKU , SINGARA   ATINGKU OOO   AMMAKKU…. TAU   AMMALLAKSUKANGKU PA’ROKO CERAKKU OOO   AMMAKKU…. IKAU BULAENG ATINGKU KAU SINARAK ATINGKU NUSINGARRI TALLASAKKU OOO   AMMAKKU…. IKAU GURU MALOMPO RI TALLASAKKU KA IKAU MI ANTU ANGNGAJARIA BATTU RI KODI NA BAJIKA OOO   AMMAKKU…. IKAU BENTENG MALOMPO RI TALLASAKKU KA   IKAU MI ANTU ANJAGA A BATTU RI KODIA OOO   AMMAKKU…. IKAU ANGING MASARRO MABAJI KA IKAU MI ANTU ANNGERANG DINGIN RI ATINGKU KA IKAU MI ANTU SANGNGING MANGNGERANG KANA MABAJI OOO   AMMAKKU…. KA IKAU NAKUNIA KA IKAU NAKU CARA’DE KA IKAU NAKU’ MATU-MATU TENAMO POLE KANA MABAJI LAKUPAU MANGE RIKAU PASSANGNGALINNA KANA TERIMA KASI LOMPOKU MANGE RIKAU AMMAK OOO   AMMAK…. OOO   AMMAK…. OOO   AMMAK…. SINGARA   ATINGKU Nasri Adlani

ANALISIS STRUKTURAL KUMPULAN PUISI “BULI – BULI LIMA KAKI“ KARYA NIRWAN DEWANTO

  P A PA R AN D A N T EM U A N D ATA   P a da B A B ini dipap a rk a n tent a ng temu a n h a l – h a l y a n g b e rhub u n g a n d e ng a n a spek struktur a l d a lam kumpu l a n puisi “ B uli – B uli L i m a K a ki ”   k a r y a Nir wa n D e w a nto y a n g m e n ca kup G a y a B a h a sa d a n p e n g i m a j i a n (Ci t r a a n ) .   4.1 G aya Ba h asa ( M a j a s)     G a y a a t a u Maj a s p a da p e n e l i t i n ini melipu t i s u a tu p e n g g un aa n b a h a s a , B e rikut     a d a lah     p e nja b a r a n     G a y a     B a h a s a     ( M a jas)     y a n g    te r k a ndu n g     d a lam Kumpulan puisi B ul i - B u l i L i m a K a ki:       D a lam     P uisi     B ABI     MERAH     J AM B U     men g a ndu n g     maj a s p e rump a ma a n, d i a nta r a n y a s e b a g a i b e rikut:   B A BI MERAH J AM B U B a r a n g k a li buluku s e p a ntas sute ra , tapi sung g uh a ku e n g g a n b e rc e rm

PUISI DALAM BAHASA DAERAH MAKASSAR

Panngaingku tanni ngai Kumempomi anne ri pammempoangku Nakotongkomi anne sarengku Iyami anne nakkukku tena kutahang Iyami anne pangngaingku tena sakgenna Ranggaselami atingku tena nakulle kupilei Singkamma rikurunganna bara pepeka Nakusannangan kalengku rikurungan pannyessayya Naku ammilei sala sekrena Tau toaku iareka ia   Nia rua binaga tena sikali kukulle allimbangi E ...... Karaeng kisarea patunjuk inne bangngi kasino-sinoa Naku ammarrang ri dallekanta Naku appala pangngamaseanta kipassereanga inakke siagang ia kungaia Oleh Lukman