“cikcak itu, cintaku, berbicara tentang kita.
Aitu nonsense”
Itulah yang dikatakan
baginda kepeda permaisurinya
Pada malam itu , nafsu diranjang telih jadi
teduh Dan senyap merayap
antara sendi dan sprei
“Mengapakah tak percara ? Mimpi aku meyakinkan
Seperti matahari
pagi.”
Perempuan
itu terisak, ketika anglingdarma
menutupkan
Kembali kain kedalamnya dengan
nafsu yang dingin
Meskipun ia megecup rambutnya.
Esok harinya permaisuri membunuh diri dalam
api Dan baginda
pun mendapat akal bagaimana ia
harus
Melarikan diri dengan
pertolongan dewa-dewa entah
Ontologi Puisi
Dari mana untuk
tidak setia
“batik madrim, Batik Madrim,
mengapa harus
patihku?
Mengapa harus seorang mencintai
kesetiaan lebih dari
Kehidupan dan sebagainya
dan sebagainya”
Karya: Goenawan Mohamad (1971)
Untuk menafsikan
makna puisi “Dongeng
Sebelum
Tidur”, kita
perlu
meanalisis setiap
bait.
Bait (1) Berisi ucapan anglingdarma yang mengatakan kepada permaisuri bahwa
cicak
membicarakan mereka
berdua. Isiya monsense karena raja
harus merahasiakannya dari kutukan Dewa.
Bait (2) dan (3) Permaisuri kecewa karena sang raja tidak mau berterus terang tentang apa yang disengar dari
percakapan cicak, sehingga permaisuri merasa diremehkan,
tidak dipercaya dan dikhianati yang
mengakibatkan
hubungan raja
dan
permaisuri manjadi dingin.
Bait (4) Kekecewaan permaisuri semakin memuncak
dan
membuat dirinya
menangis. Sang raja mencoba menengkan permaisuri dan menunjukan kasih sayangnya.
Bait (5) Akibat
dari kekecewaan
yang
memuncak
terhadap sang raja yang dianggap telah merendahkan harga
diri, maka
permaisuri mengambil keputusan tragis, yaitu dengan bunuh diri dalam api.
Bait (6)
Menceritakan
sang raja
setelah permaisuri
bunuh diri, ia hendak
melarikan diri dari kutukan Dewa,
karena
ia telah membuka rahasia tentang kepandaiannya
dapat berbicara dengan binatang. Ia tidak dapay lepas dari
kutukan Dewa Prabu Anglingdarma mengembara di sam- ping menjalani kutukan Dewa ia juga mencari arwah permaisuri. Kepergian sang raja adalah bentuk pelanggaran
terhadap kesetiaan terhadap suatu tanggung
jawab sebagai seorang
raja.
Bait
(7) Pernyatan
filosofi seorang raja kepada
patihnya
(Batik Madrim) Seorang raja
yang telah
kehilangan
segalanya karena untuk
sebuah janji
setia.
Mengapa kesetian harus lebih dari segala-galanya?
Jika harus kehilangan
segalanya apa artinya kesetiaan itu? Pada bait ini penyair berpikir
sebelum bertindaj, jangan sampai menyesal atas
tindakan
kita. Di
samping
itu, amanat yang
disampaikan penyair berdasarkan tema adalah sebagai berikut :
Pertama, Sebagai raja hendaknya jangan mencapur
adukkan antara
tugas sebagai kepala Negara dan tugas sebagai kepala
rumah tangga.
Kedua, Sebagai raja hendaknya
harus
terbuka dalam
batasan-batasan tertentu terhadap
permaisuri sehingga tumbuh kepercayaan dan keharmonisan dalam rumah
tangga.
Ketiga, Sebagai permaisuri hendaknya mendukung tugas raja yang pada kenyataannya
bukanlah miliknya
se- mata, melainkan juga milik
rakyat.
Keempat, Kesetiaan dan harga diri adalah sesuatu yang harus dijaga, tetapi hendaknya jangan karena kesetiaan dan harga kita korban segalanya.
Comments
Post a Comment